BANYUMAS - Pengurus Persatuan Pedalangan Kabupaten Banyumas (PEPADI) adalah organisasi profesi yang independen, yang beranggotakan 200 an personil para dalang, pengrawit, swarawati, pembuat wayang dan perorangan yang memenuhi persyaratan tertentu, dengan ketua saat ini Ki Dalang Sriyono.
PEPADI Banyumas terus lertarikan budaya karifan lokal, dengan menggelar wayang kulit Peng-Inyong-an Gragak Banyumas, Babad Pasirluhur dengan lakon Bedhah Nusakambangan bersama Dhalang Ki Panji Laksana (Karangnangka), bertempat di Pendopo lingkungan Kediaman Drs H. Harijadi/ Ibu Hj. Wisnu Murti, Perumahan Kober Indah, Jln Kober, Gang Riswan No.08 Kelurahan Kober, Purwokerto Barat, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Senin Pahing (07/11/2022) malam.
Pagelaran Wayang Peng-Inyong-an Gragak Banyumas, dalam rangka memperingati Hari Wayang Nasional dan Dunia, juga Mengenang 7 hari meninggalnya salah satu tokoh Seniman Lukis Banyumas Alm Hadi Widjaya. Semua yang hadir dilokasi mengenakan Dress code Nuansa Adat Banyumasan.
Sebelum pagelaran, diawali sambutan Ketua Pepadi Banyumas, juga ketua panitia penyelenggara, Sriyono menyampaikan apresiasi, terima kasih kepada panitia, juga Drs H. Harijadi/ Ibu Hj. Wisnu Murti dan keluarga sebagai sohibul hajat, dan sedulur anggota, mitra beserta simpatisannya.
"Kami minta maaf yang sedalam-dalamnya atas segala kekurangannya kami dan mohon dimaklumi, " ungkapnya.
Ketua Pepadi Banyumas secara resmi membuka acara dengan membaca Al-Fatihah dan Do'a, semoga semua Almr pengurus, anggota dan Almr keluarganya, termasuk guru, kita tokoh Almr Hadi Widjaya, semuanya meninggal dunia dengan predikat husnul khatimah dan ahlul jannah, dan semua pengurus, anggota yang masih hidup, yang hadir malam ini diberikan kebahagiaan keselamatan dunia akhirat dengan kemuliaan Allah SWT, Aamiin.
Baca juga:
Korem 071/Wijayakusuma Gelar Doa Bersama.
|
Banyumas memiliki ciri khas tersendiri dengan wayang kulit Gagrag Banyumas, yaitu kesenian wayang kulit khas Banyumasan. Ada dua Gagrag (gaya), yakni Grabag Kidul Gunung dan Gragak Lor Gunung. Kekhasan wayang kulit gragak adalah napas kerakyatannya banyumasan yang begitu kental dialek ngapak banyumas, ora ngapak ora kepenak, ora ngapak ora merakyat, " imbuh Ki Dhalang Sriyono
Acara didukung sepenuhnya, dan dihadiri oleh pengurus Pepadi Banyumas, Keluarga Bani Sirwan Siswo Wardoyo, UMKM Kelurahan Kober, Paguyuban Goramas, Kampoeng Wisata dan Budaya Kelurahan Kober/ Pokdarwis Kober, Ikatan Pelukis Banyumas, Panahan Kober Archivery, Babinsa dan babinkamtibmas, lurah kober, RW, RT dan Tokoh Masyarakat kober dan sekitarnya, acara ini juga Live Streaming, disiarkan langsung melalui RRI Pusat Jakarta.
Melalui kegiatan ini, Pepadi ingin menggugah semua lapisan masyarakat, khususnya generasi milenial dapat aktif melanjutkan, melestarikan kesenian dan kebudayaan jawa kearifan lokan Banyumas agar terus dapat lestari dan rahayu.
"Alhamdulillah sampai hari ini, masih ada puluhan anak yang masih duduk di bangku SD dan SMP semangat rajin hadir belajar mendalang setiap hari sabtu di rumah saya, " pungkas, Ki Dhalang Sriyono.
Dilokasi pagelaran wayang kulit, awak media juga melihat ada beberapa seniman seni lukis tua muda, juga menggelar pembuatan lukisan dengan cepat, ada satu keunikan pelukis dari Sokaraja yang melukis dengan tanah lihat (banyumasanya lempung) yang sudah diolah selama 2 minggu untuk dijadikan tinta dalam melukis, dan hasil lukisanya malam ini langsung diberikan kepada ketua Pepadi Banyumas
Dilokasi awak media ketemua dengan beberapa personil Munfiq, Donatur JPZIS NU Care-LAZISNU BERES dan UPZISNU Purwokerto Barat Banyumas, yang tidak berkenan disebutkan namanya, yang juga anggota POLRI dan tokoh masyarakat hadir menyaksikan dengan hikmad, kepada awak media menyampaikan, sangat senang bangga dan apresiasi atas Pagelaran Wayang kulit Peng-Inyong-an Gragag Banyumas.
"Babad Pasirluhur dengan lakon Bedhah Nusakambangan kesemuanya penuh dengan kearifan lokal banyumas dan banyak muatan-muatan nasehat kehidupan guyub rukun, " pungkasnya.
Redaktur : JIS Agung
Kontributor : Djarmanto-YF2DOI